Trimester Ketiga
Seiring berjalannya waktu, rekan rekan kerja Lyra yang mengetahui sifat aslinya mulai kembali mendekati Lyra seperti biasa. Pada bulan-bulan ini terdapat tiga orang baru dimana ketiganya memiliki koneksi dengan orang dalam yang berkuasa di perusahaan tempat Lyra bekerja. April dan Dendy merupakan anak dari teman Pak Firman, direktur perusahaan. Sementara Ratri merupakan keponakan langsung dari Bu Marin. Di bagian Lyra bekerja terdapat budaya senioritas yang cukup tinggi dimana senior bisa dengan mudah dan merasa berhak untuk menyuruh-nyuruh juniornya, dimana saat itu junior yang paling sering disuruh adalah Lyra dan Putri. Dengan adanya anak-anak baru, Lyra berharap beban tugas pekerjaannya sedikit berkurang, namun karena anak anak baru tersebut memiliki koneksi, sudah barang tentu para senior tidak akan menyuruh mereka dan tetap menyuruh ke Lyra dan putri. Dari ketiga anak baru tersebut, yang berani disuruh-suruh oleh senior hanyalah April karena faktor koneksinya terbilang cukup lemah dibandingkan dua anak lainnya. Lyra dan April perlahan menjadi sangat dekat karena meja mereka yang berdekatan dan disatukan oleh nasib sepenanggungan dan seperjuangan yang sama.
Trimester Keempat
Pada Trimester ini, terdapat anak baru bernama Ega dari divisi lain yaitu admin produksi. Awalnya Lyra hanya mencoba mengobrol biasa dengannya, namun ternyata mereka berdua sangat nyambung didukung oleh karakter dan pemikiran yang hampir sama, serta background keluarga yang juga sama. Dengan adanya Ega dan April disekeliling Lyra, Lyra merasa mendapat dukungan moral dan mendapatkan teman yang ia bisa percayai untuk sekedar bercerita dan mengeluh bersama. Pada masa-masa ini juga, Lyra getol untuk melamar perusahaan lain demi lepas dari perusahaannya yang sekarang karena seiring berjalannya waktu Lyra merasa menjadi semakin tidak waras ketika bekerja disana.
Trimester Kelima
Masa masa ini diwarnai dengan adanya wabah penyakit yang menyebar di seluruh Indonesia. Hal ini tentu mempengaruhi kinerja perusahaan dimana perusahaan Lyra juga termasuk. Untuk mencegah kebangkrutan dikarenakan menurun drastisnya jumlah orderan produk, perusahaan Lyra menerapkan sistem bekerja secara gantian dimana salah satu tim selama dua minggu akan bekerja secara penuh, sementara tim lainnya akan diliburkan begitu pula sebaliknya. Dengan jumlah anggota tim yang semakin sedikit namun beban pekerjaan yang hampir sama seperti hari biasa tentu rasanya cukup berat bagi Lyra dan teman-temannya waktu itu, apalagi dengan menyebarnya wabah penyakit sementara gaji mereka yang dipotong hanya setengah dari gaji normal. Di hari hari itu, Lyra mencoba bertahan dengan gaji seadanya sementara biaya hidup semakin naik dengan mind control bahwa mencari pekerjaan di saat itu sangat sulit karena banyaknya pegawai yang di PHK.
Saat masa-masa ini perlakuan pilih kasih Bu Marin terhadap staff staff yang ia senangi, kami sebut dengan fantastic 4, mendapat perlakuan khusus diantaranya adalah: Semua staff mendapatkan jadwal off kerja semenjak covid, kecuali fantastic 4; Semua staff dilarang mengoperasikan handphone kecuali fantastic 4; Saat ulang tahub bu marin hanya fantastic four yang diajak makan malam; Saat bu Marin membagikan bingkisan THR, bingkisan fantastic 4 dispesialkan dan dibedakan dengan staff lain dan maish banyak lagi. Saat itu mulai terbentuk dua kubu, kubu bu marin dan kubu sisa yang mana tentu saja Lyra masuk di kubu sisa.
Trimester Keenam
Saat masih masa masa jeda, Lyra yang tidak melihat masa depannya di perusahaannya yang sekarang semakin gencar untuk melamar pekerjaan di tempat lain. Pada waktu itu, ia mendapat panggilan interview tahapan untuk masuk menjadi pegawai negeri sipil, yang bertepatan dengan jadwalnya off kerja. Dengan hati lapang tanpa perlu ribet untuk izin dan lain sebagainya, Lyra pun menunggu nunggu jadwal tersebut. Terkadang hidup memang tidak selurus itu, jadwal kerja Lyra yang awalnya diliburkan mendadak harus masuk. Diantara semua karyawan kubu sisa yang disuruh masuk bersama fantastic four hanyalah Lyra. Bukannya senang dengan perlakuan khusus itu, Lyra merasa terbebani karena ada jadwal interview di tanggal dimana seharusnya dia libur. Dengan takut-takut, Lyra meminta ijin ke Bu Marin untuk mengajukan cuti di jadwalnya interview dengan alasan kepentingan keluarga. Dia sudah bekerja 1 tahun, dari satu tahun itu tidak pernah sekalipun Lyra mengambil jatah cutinya, karena itu seharusnya jika ia mengajukan cuti harusnya akan dipermudah, begirtu fikir Lyra.
Bu Marin yang mendengar permohonan cuti Lyra langsung memanggil Lyra ke kantornya dan memarahinya. "Diantara semua orang, kamu itu orang yang saya pilih untuk masuk tanpa jadwal off, tapi kamu justru menolak dan mengajukan jatah cuti, apakah kamu tidak bersyukur?" hardik Bu Marin dengan nada tinggi. Lyra terdiam, lidahnya kelu. "Memang kamu cuti ini kenapa?" tanya Bu Marin lagi. "Ada kepentingan keluarga bu" jawab Lyra dengan suara pelan. "Kepentingan keluarga apa? apa keluargamu sepenting itu sampai kamu harus meninggalkan pekerjaanmu demi keluarga?" tegas bu Marin lagi dengan suara yang lebih lantang dari sebelumnya. "saya tidak bisa menjawab kepentingan keluarga saya bu"


