Minggu, 26 Januari 2020

Secuil kisah balaraja-karawaci part 3 (Conflict rising)

Nah berdasarkan apa yang saya ceritakan di part 2 udah tau kan yang namanya tekanan MT tuh bagaimana. Para trainee bener-bener dikasih pressure untuk disiapkan sebagai the next leader yang ingin dibentuk perusahaan. Daaaaan, dengan tekanan sebesar itu, jika kita tidak bisa menikmati apa yang kita lakukan jadinyaaaaa... (coba isi sendiri)

Ternyata oh ternyata bukan hanya saya yang menyimpan rasa ragu dan kekalutan tentang bagaimana masa depan saya jika dijadikan sebagai supervisor produksi. Pada bulan pertama sebut saja A memutuskan untuk mengundurkan diri karena alasan yang hampir sama dengan saya.  A adalah salah satu trainee paling aktif sehingga banyak yang heran kenapa dia resign. Dengan keluarnya A, berguncanglah hati ke-28 trainee. Keraguan para trainee yang awalnya disimpan jauh didalam lubuk hati perlahan mulai membuncah, termasuk saya. sehingga terbentuklah suatu kelompok pemberontak yang berencana mengundurkan diri juga. Dari situ semakin banyak trainee yang gelisah dan banyak muncul desas-desus hingga didengar oleh para mentor dan trainer. 

Secuil kisah balaraja-karawaci part 2 (Masa training management trainee)

Pada 2 minggu awal masa training, para trainee dibekali dengan company profil  serta berbagai materi softskill dari mulai komunikasi, manajemen waktu, kepemimpinan, teknik presentasi dan beberapa materi tentang berbagai departemen yang terdapat di perusahaan waktu itu. Dari setiap materi biasanya terdapat sesi tanya jawab dan para mentor bisa melihat antusiasme para trainee. Selama 4 tahun saya berkuliah, jarang sekali saya menemui mahasiswa bertanya begitu antusias sampai berebutan dengan mahasiswa lainnya, malah sering kali kelas hening hingga dosen yang  bertanya. Tapi hal tersebut tidak berlaku selama saya menjalani masa training, setiap ada sesi tanya jawab ada sekitar 5-6 anak yang berebutan untuk mengajukan pertanyaan yang saya ga kefikiran sedikitpun, tidak hanya bertanya para trainee juga berebutan memberi pendapat. Benar-benar luar biasa. Saya beruntung bisa bertemu dengan anak anak luar biasa seperti mereka.

Pada saat training, selain kita hanya mendengarkan trainer menyampaikan materi di kelas, kita juga melakukan materi lapangan (gemba) yang amat sangat disayangkan tidak ada foto publikasinya karena tidak diperbolehkan mengambil gambar di lapangan. Trainee juga melakukan aktivitas debat, presentasi, melakukan observasi, pembuatan weekly report, project dan masih banyak lainnya.

Secuil kisah balaraja-karawaci part 1 (first impression)

Kisah ini bermula dari akhir november 2018 masa masa dimana saya mengakhiri masa pengangguran 3 bulan yang menyakitkan (uwuuu). Bertempat di aula gedung teknik mesin 2 Universitas Brawijaya, saya dan 40 orang lainnya dinyatakan lolos untuk menjadi kandidat management trainee salah satu perusahaan swasta yang bertempat di balaraja, tangerang. Di ruangan itu, saya bener bener kaya orang nyasar, gaada satupun orang yang saya kenal sebelumnya. Dua temen yang menemani saya sampe interview akhir juga ga dinyatakan lolos. Alhasil saya di ruangan plonga plongo kaya orang bego menyaksikan banyak anak bercengkrama dengan teman teman yang sudah di kenal sebelumnya.

Orang pertama yang ngajak kenalan saya itu perempuan cantik dengan rambut terurai bernama rere (kalo ga salah), cantik bener deh, saya merasa kaya krupuk duduk di sebelah dia, dan juga ada anak bernama pile yang duduk di belakang saya waktu itu. Waktu pihak management mulai kasih pengumuman, yaampun rasanya namanya jantung udah dag dig dug ga karuan, terharu, speechless, bangga, takut campur aduk jadi satu. Dalam hati saya "finallyyyyy... setelah sekian bulan penuh dengan kegabutan unfaedah, saya jadi tenaga kerja juga". Pada pertemuan waktu itu dijelaskan bahwa selama 3 bulan masa training diharuskan untuk memakai kemeja putih, celana hitam, krudung tanpa jarum (untuk alasan safety).

Kamis, 23 Januari 2020

Bercanda.
Kata singkat dan padat yang diucapkan oleh seseorang kepada orang yg dia sakiti  hatinya dari ucapannya.
Begitu kata seram itu diucapkan, lepas sudah semua rasa bersalah orang tersebut terlepas dari betapa kejamnya ucapan "candaan" yang ia lontarkan, terlepas dari apakah hati orang lain yang ia sakiti mau menerima "candaan" itu sepenuhnya atau tidak.