Minggu, 15 Juli 2018

Cerita dibalik sidang (Special thanks to...) part 2

Kalau ditanya "kenapa sih kamu nangis?"
Sebenernya aku juga bingung jawabnya. Antara empat kemungkinan :
yang pertama aku merasa ga pantas mendapatkan gelar S.Si sementara ilmuku masih seupil,
yang kedua aku terharu dibela mati-matian sama pembimbing saat skripsiku "ditelanjangi" penguji,
yang ketiga karena aku merasa akan segera berpisah dengan teman-teman luar biasa dalam waktu dekat,
dan yang keempat karena aku PMS haha..
Terlepas dari semua tangisan dan kemungkinan penyebabnya, big thanks for everyone yang selalu memahami ke"gembeng"an ku dan selalu mendukungku 'no matter what happen'

Sabtu, 14 Juli 2018

Cinta yang kekal

Pada setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan.
Selalu dan akan selamanya begitu.
Aku teringat dulu waktu perpisahan kelas 6 SD, perpisahan kelas 3 SMP, perpisahan kelas 3 SMA, aku selalu merasakan perasaan hampa bukannya gembira, karena seakan-akan sebagian dari diriku akan dicabut dan dipisahkan dari tubuhku.
Begitu masuk di perkuliahan aku dipertemukan lagi dengan orang-orang baru, dengan orang-orang yang berasal dari berbagai daerah, dengan berbagai sifat dan karakter yang berbeda. Memang butuh waktu untuk menjadi terbiasa dengan mereka, namun sekarang ketika sudah dekat dengan perpisahan aku jadi sering sekali menangis.
Padahal aku selalu tau, bahwa setelah ada pertemuan pasti ada yang namanya perpisahan.
Begitu kita mengalami perpisahan, kita akan mengalami pertemuan-pertemuan baru, begitulah siklusnya.

Kita bisa sangat menyayangi orang lain hanya dalam waktu pertemuan 3-4 tahun, jangankan 3 tahun, pertemuan yang hanya 25 hari pun bisa menjadi sangat berarti bagi satu sama lain.
Tetapi mengapa kita tidak bisa begitu menyayangi Tuhan dengan porsi yang lebih besar? Padahal kita tau bahwa Tuhanlah yang menciptakan kita, yang selalu ada dari pertama kita hanya dalam bentuk air mani yang hina sampai kita akan dibangkitkan kembali, Yang selalu memberikan rahmat dan nikmat ke semua makhluknya meskipun makhluknya sering sekali mendholimi diri sendiri dan tidak mengingat Dia. Tetapi mengapa kita tidak bisa menyayangi Dia dengan porsi yang lebih besar?

Kita bisa sangat mencintai makhluk, berhutang budi pada makhluk dan sangat berterimakasih pada kebaikan mereka. Tetapi mengapa rasa syukur kita kepada Tuhan hanya sedikit sekali? padahal nikmat yang telah diberikan Tuhan tidaklah main-main dan tidak tanggung-tanggung. Dari mulai diberikan kenikmatan untuk bernafas, melihat, mendengar, berjalan, kesempurnaan bentuk, akal dan lain sebagainya.  Kebanyakan manusia termasuk aku akan merasakan kehilangan nikmat itu begitu nikmat itu dicabut.
Ketika kita diberikan nikmat, kita jarang sekali bersyukur.
Tetapi ketika nikmat itu dicabut, yang pertama kali kita salahkan adalah Tuhan.

Tidakkah kita menyadarinya? Bagaimana bisa kita mencintai manusia dengan teramat besar, tetapi kita lupa dengan Penciptanya, sedangkan kita tahu bahwa manusia cepat atau lambat akan dipisahkan dengan kita, baik dengan jarak ataupun kematian. Tuhanlah yang selalu berada di sisi kita, melindungi kita, memberikan rahmat kepada kita, tetapi mengapa kita selalu menduakannya?

Semakin dewasa, aku semakin menyadari bahwa tiada cinta yang kekal kecuali dua:
1. Cinta Tuhan terhadap makhluknya
2. Cinta Rasulullah terhadap umatnya

Bahkan cinta orang tua terhadap anaknya sekalipun tidak akan sebanding dengan cinta Allah terhadap makhluknya dan cinta Rasulullah terhadap umatnya.
Rasulullah yang dalam kematiannya masih mengingat dan menyebut-nyebut kita umatnya. Apa yang sudah kita lakukan terhadap beliau? Rasulullah yang selalu mendoakan kita dan akan memberikan syafaat nanti di hari kiamat, sudahkah hari ini kita bersholawat kepadanya? Beliau begitu mencintai kita, tetapi bagaimana bisa kita lebih mencintai manusia yang belum tentu akan menyelamatkan kita di akhirat?

Kita bisa sangat mencintai manusia tetapi bagaimana bisa kita melupakan Penciptanya dan Utusannya terhadap kita?

Tak ada salahnya untuk mencintai.
Tak ada salahnya untuk menyayangi orang lain.
Tetapi kita harus tau siapakah yang seharusnya kita utamakan dalam hidup ini. siapakah yang menciptakan kita dan orang yang kita cintai. siapakah yang selalu mendoakan kita bahkan di hembusan terakhir nafasnya.
Cinta kita terhadap manusia terkadang tak terbalas, sedangkan Allah selalu mencintai dan menunggu kita untuk kembali kepadanya setiap waktu, meskipun kesalahan yang kita lakukan tak terukur bagai debu.

Cinta yang kekal.



Kamis, 12 Juli 2018

Cerita dibalik sidang (special thanks to...) part 1

Pukul 11.00, 12 juli 2018.

Keluar ruangan itu rasanya cuman satu. Pengen nangis sekenceng kencengnya terus pengen kabur pulang. Kuliah 4 tahun dari pukul 7-4 sore, IPK lumayan, organisasi ga buruk, tapi begitu sidang otak serasa gaada isi apa-apa, berasa bodoh banget pokoknya. ini pesan moral juga sih sebenernya bahwa sebagai manusia kita gaboleh sombong sedikit pun. gaboleh merasa bahwa ilmu yang sudah kita miliki itu cukup, padahal masih banyaaaaak banget yang belum kita tau. eh aku deh bukan kita. jadi rasanya kuliah 4 tahun itu ilmu yang kupunya masih 0,000000000000000000000000001% kayaknya.

Meratapi naskah revisi skripsi sambil duduk di depan ruang dosen organik, tiba-tiba dua cewek dateng, namanya amalia dan mahar. mereka berdua ini yang pertama dateng setelah aku sidang, dan juga yang pertama dateng ketika ada kabar kecelakaan. khususnya amalia, dia menemaniku dari awal sidang proposal, menungguku di luar pintu saat aku keluar seminar proposal, dateng ke lamongan saat aku sakit, sedangkan mahar ini selalu ada saat ku pengen belanja dan pengen cerita masalah keluarga, pokoknya yang selalu ada deh mereka berdua ini... *jadi terharu maksimal

Memang sudah kebiasaanku kalau terjadi sesuatu yang penting itu bawaannya pengen nangis mulu. Dan setelah sidang aku nangis sejadi-jadinya dihadapan banyak orang. pokoknya super duper memalukan, but aku gapeduli seupil pun, biar dah biar, yang penting air mata keluar. eh sekarang pas inget jadi malu maksimal.

Untuk mereka-mereka yang sudah menghiburku, mendengarkan ceritaku, dan membuatku tersenyum kembali, ku ingin mengucapkan banyak banyak terima kasih, jadi kupersembahkan 100% ceritaku ini buat kalian. 
Nb : Urutan angka tidak berpengaruh ya, kalian semua no 1 di hatiku *plaak

Untittled

Pernah ga sih kalian menaruh harapan ke seseorang yang  sudah kalian kasih perhatian, kalian jaga, kalian baikin, eh orang itu ternyata mengecewakan kita. Pernah pasti.

Dan itu ga cuma sekali dua kali, tapi terjadi berkali kali di hidupku. udah deh gak kehitung, beeeerkali kali pokoknya.

Dulu tuh aku megang konsep kaya gini, ketika kita berbuat baik pada orang lain, maka kita juga akan mendapatkan kebaikan yang  sama. Tapi setelah kuterapkan hasilnya nihil. nol. probabilitasnya mendekati nol. karena orang gabisa sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Dan jawabannya satu

karena kita berharap pada manusia.
kita terlalu berharap pada manusia, sehingga Allah cemburu. maka Allah berikan kepada kita sakitnya pengharapan. mirisnya, meskipun aku sudah tau, tapi aku masih kesulitan untuk tidak berharap.

postingan ini tidak dimaksudkan untuk siapa-siapa, tidak dimaksudkan untuk menyindir siapa-siapa. tapi postingan ini berfungsi sebagai pengingat ketika aku lupa bahwa Allah lah seharusnya satu-satunya tempat berharap. 

Jumat, 06 Juli 2018

Titik balik

Pernah ga sih kalian mengalami suatu momen dimana momen itu bisa merubah segala aspek kehidupan kalian? dari cara kalian berfikir, menghadapi masalah, memandang orang lain? pernah pasti.

Disini aku mau cerita momen titik balik yang pernah ku alamin. Dari momen tersebut aku belajar banyak hal, mendapat begitu banyak hikmah dan berhasil merubah pola pikirku. Kejadian ini bermula saat ada chat masuk dari ketua event besar yang diadakan jurusanku. bunyi chatnya gini "leli, mau ga kamu jadi koor tim olimpiade kk?". Well, sebenernya dia gabegitu akrab sama aku jadi aku agak heran kok bisa dia mempercayai aku jadi koordinator tim olimpiade  yang notabene sangat penting di event itu. tapi emang dari dulu, aku pengen menjadi orang yang bisa merubah sistem dan menuangkan banyak ide dalam sistem tersebut. jadi tanpa babibu, aku menerima tawaran dia.

setelah aku menerima tawaran dia, di undanglah aku ke suatu multiple chat. daaann, kalian tau, saat aku baca chat di multiple chat itu aku langsung shock guys. isinya gini

A : " mang, jangan leli dong yang jadi koor, mending si X aja, dia udah berpengalaman pegang yang kaya gitu"
B : "iya mang, jangan dia"
dan bla bla bla